BERBAGAI HORMON PADA TUMBUHAN TERLENGKAP (RANGKUMAN MATERI KULIAH)
1.
FITOHORMON
a.
Auksin
Hormon-hormon Tumbuhan
berfungsi dalam Kontrol pertumbuhan, perkembangan dan arah tumbuh tumbuhan.
Konsep dan definisi Hormon tumbuhan:
1.
senyawa yang disintesis secara alami
oleh tumbuhan
2.
transport
3.
respon
4.
efektif pada konsentrasi rendah
5.
Perlu spesifik reseptor yang dapat
mengikat senyawa tersebut
6.
Keberadaan satu jenis hormon seringkali
mempengaruhi sintesis atau aksi hormon yang lain
Senyawa kimia yang disintesis secara
alami oleh tumbuhan :
1.
Disintesis pada salah satu bagian
tumbuhan
2.
Menimbulkan efek pada konsentrasi yang
sangat rendah
3.
Perlu transport dari tempat sintesisnya
4.
Aksi terjadi pada jaringan / sel yang
sama atau berbeda dengan tempat sintesis
5.
Membawa sinyal yang mengendalikan
pertumbuhan dan perkembangan
Pengendalian aktivitas hormon :
1.
Konsentrasi
2.
Sensitivitas
Konsentrasi hormon pada lokasi tertentu
tergantung pada:
1.
kecepatan sintesis
2.
degradasi
3.
transport ke target sel
4.
konjugasi (seringkali bersifat
reversible)
Faktor lingkungan sangat berpengaruh,
karena Hormon mengintegrasi sinyal lingkungan dan mendistribusikannya ke bagian
tubuh tumbuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
sensitivitas :
1.
Genotip
2.
Proses
3.
Jaringan
4.
Umur dan tingkat perkembangan tanaman
5.
Kondisi fisiologi
6.
Ada tidaknya hormon lain
Beberapa kemungkinan cara kerja hormon :
·
Bekerja pada membran sel, memfasiltasi
substrat atau ion atau cairan tertentu menembus membran lebih cepat.
·
Melepas substrat terikat sehingga dapat
terjadi reaksi enzimatik lebih cepat.
·
Berperan sebagai faktor yang mempercepat
reaksi enzimatik karena mengatasi faktor pembatas, misalnya menyediakan ATP,
koenzim atau logam sebagai efektor.
·
Dapat pula hormon sebagai koenzim atau
mengubah enzim inaktif menjadi aktif.
·
Bekerja pada mitokondria untuk
mempercepat reaksi.
·
Hormon bekerja sebagai :
1. first
messenger untuk membentuk c-AMP
2. sebagai
second messenger untuk mengaktifkan enzim, prekursor enzim atau CAP (Catabolic
Activity Protein).
3. FITOHORMON
Bekerja pada DNA atau salah satu faktor yang berperan pada transkripsi dan
translasi, atau bahkan pada tingkat sintesis protein, namun
tepatnya belum diketahui.
Efek hormon :
1.
Proses yang sama dapat dikontrol oleh
dua atau lebih hormon-hormon yang bekerja secara sinergis maupun
antagonis
- Tumbuhan
tak dapat bergerak sehingga faktor lingkungan berpengaruh terhadap
arsitektur tumbuhan yang meliputi tipe percabangan dan rasio
akar/pucuk
Macam-macam hormon tumbuhan:
1. Auksin
(Auxin)
2. Sitokinin
(Cytokinin)
3. Giberelin
(Gibberellin)
4. Asam
absisat (abscisic acid)
5. Etilen
(Ethylene)
6. Brasinolides (Brassinosteroid)
7. Jasmonat
(Jasmonates)
8. Salisilat
(salicylates)
1. Auksin ( IAA)
- Isolasi
auxin dari tumbuhan tinggi diperoleh pada th 1946 determinasi dgn
Mass spectrometry
- pd
th 1972 menggunakan 15.000 potongan ujung koleoptil tanaman jagung
Dalam tubuh tumbuhan dijumpai dlm bentuk
:
- bebas
(IAA)
- terikat
dg molekul lain
- sebagai
prekursor : indol asetaldehid, indol asetonitril, indol etanol,
triptamin
- macam
auxin endogen yang lain : IBA (indol asam butirat) PAA (phenil asam
asetat)
Discovery of a plant
hormone-Auxin ;
- Merupakan
sebuah Experiment ditujukan untuk menganalisis gerak fototropism (menggunakan
kecambah oat (Avena)
- mulanya
untuk menentukan bagian yang menerima persepsi cahaya
- kemudian
mendeterminasi bagaimana sinyal ditransmisikan ke bagian yang
merespon
Charles and Francis Darwin (1880)
- Mempelajari
pembelokan kecambah ke arah cahaya
- memotong
ujung (dari coleoptile), tidak melihat lentur
- menutupi
ujungnya dengan foil, karena itu tidak melihat bengkok, sinyal dirasakan
di ujungnya
Boysen-Jensen (1913)
Menggunakan sepotong mika
- jika
disisipkan dibawah pucuk dibagian yang tidak terkena cahaya maka
tidak ada pembelokan
- jika
disisipkan pada sisi yang terkena cahaya langsung maka ada pembelokan
Kesimpulan : untuk terjadinya pembelokan
perlu transport sinyal disepanjang sisi yang tidak terkena cahaya secara
langsung
Frits Went (1926) :
- Dalam
percobaannya Went menggunakan bahan potongan agar-agar
- ujung
koleoptil dipotong dan diletakkan pada potongan agar-agar
- jika
potongan agar tersebut diletakkan kembali pada kecambah yang
telah dipotong ujungnya, terjadi pertumbuhan dan pembelokan arah
tumbuh ujung koleoptil.
- jika
yang digunakan potongan agar tanpa auksin maka tidak
terjadi pertumbuhan dan pembelokan arah tumbuh
Kesimpulan :
- Ada
sinyal yang berdifusi dari potongan pucuk koleoptil ke dalam potongan
agar-agar, yang menstimulasi pertumbuhan pada sisi yang tidak
langsung terkena cahaya.
Dari penelitian diatas bisa disimpulkan
bahwa :
1.
Letak sintesis: Auksin pada meristem
pucuk, daun-daun muda, buah & biji yang sedang tumbuh
- Fungsi
/ Peran Auksin : tropisme, dominansi apikal, pemanjangan batang,
pertumbuhan akar, diferensiasi, percabangan, pengembangan buah,
partenokarpi, penuaan
- Jalur
biosintetik dikaitkan dengan triptofan
4.
sintesis: bergantung pada triptofan
(berasal dari triptofan) atau triptofan-independen (menggunakan beberapa
reseptor untuk tryptophan)
Menurut
Koeffli, Thimann dan Went (1966), Struktur Molekul dan Aktivitas
Auksin (Indole Acetic Acid) aktivitas auksin ditentukan oleh
- adanya
struktur cincin yang tidak jenuh
- adanya
rantai keasaman (acid chain)
- pemisahan
karboksil grup (-COOH) dari struktur cincin
- adanya
pengaturan ruangan antara struktur cincin dengan rantai
keasaman.
Transport Auksin
- Pada
batang auksin ditransport secara basipetal (away
from apex)
- Pada
akar, transport auksin secara akropetal ke arah ujung
melalui parenkim vaskuler.
Efek fisiologi dan Mekanisme kerja
Auksin
Faktor-faktor yang berpengaruh
- Konsentrasi
- Tingkat
perkembangan sel yang menerima hormon
- Umur
sel
Peran Fisiologi Auksin
- Dominansi
apikal
- Diferensiasi
berkas pengangkut
- Induksi
akar adventif dan akar lateral
- Menghambat
absisi
- Memacu
pemanjangan sel
- Menstimulasi
sintesis etilen
- Menstimulasi
perkembangan buah
Dominansi apikal Auksin
- IAA
diproduksi pada tunas pucuk
- Dominansi
apikal akan hilang jika tunas pucuk dipotong
- Jika
tunas pucuk yg telah dipangkas diberi IAA, dominansi apikal
muncul kembali
- Pertumbuhan
tunas lateral dipacu oleh sitokinin namun dihambat oleh IAA
Diferensiasi berkas pengangkut
- Aplikasi
IAA pada jaringan yang luka dapat menyebabkan diferensiasi
- Diferensiasi
xilem diinduksi oleh transport polar basipetal dari IAA yang
diaplikasikan Auksin memacu pertumbuhan akar adventif dan lateral
- Auksin
disintesis di ujung batang dan ditranspor secara basipetal ke
jaringan dibawahnya.
- Suplai
auksin yang mencapai daerah subapikal (dibawah ujung) batang
atau koleoptil diperlukan untuk melanjutkan elongasi sel-selnya.
Untuk membantuk petani modern sekarang telah dibuat Auksin Sintetik yaitu
Auksin sintetik berupa napthaleneacetic
acid (NAA)
- 2,4-dichlorophenoxyacetic
acid (2,4-D)
- MCPA
(2-metil-4klorofenoksi asam asetat)
- Dicamba
(2,4,6, trikloro asam benzoat)
- Pikloren/Tordon
(4-amino, 3,5,6-asam trikloropropionat)
Namun Jika dirasa pertumbuhan akan
dikelola dengan melawan dominansi auksin kini juga sudah ada senyawa anti
auksin yang digunakan untuk memanipulasi pertumbhan yang dikehendaki
Senyawa itu adakah
Senyawa itu adakah
- a
(p-chlorophenoxy)isobutyric acid [PCIB]
- 2,3,5-
triiodobenzoic acid [TIBA]
- a-naphtylthalamic
acid [NPA]
b.
Giberelin
Studi hormon giberelin
awalnya dilakukan oleh Eiichi Kurosawa pada tanaman padi di tahun 1926.
Kemudian hormon ini diidentifikasi oleh Teijiro Yabuta (yang memberi nama
giberelin) dan Sumuki pada sampel padi yang terdapat cendawan Gibberella
fujikuroi milik Kurokawa pada tahun 1935. Hormon giberelin disintesis di
meristem tunas apikal dan akar, daun muda dan embrio.
Fungsi
hormon giberelin adalah:
a. Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel
b. Merangsang perkecambahan biji
c. Memecah dormansi biji (berkebalikan dengan asam absisat)
d. Merangsang pembungaan dan pembuahan
e. Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
a. Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel
b. Merangsang perkecambahan biji
c. Memecah dormansi biji (berkebalikan dengan asam absisat)
d. Merangsang pembungaan dan pembuahan
e. Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
c.
Sitokinin
Penemu homon sitokinin adalah Van
Overbeek. Hormon sitokinin disintesis dalam akar dan diangkut ke organ lain. Fungsi
hormon Sitokinin adalah:
a.
Bersama auksin, dan giberelin merangsang pembelahan dan pemanjang
b. Menghambat dominansi apikal oleh auksin
c. Merangsang pemanjangan titik tumbuh
d. Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio.
e. Merangsang pembentukan akar
f. Merangsang pembentukan tunas pada kultur jaringan (antagonis dengan auksin)
g. Menghambat pertumbuhan akar adventif
h. Menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel pada organ tersebut.
b. Menghambat dominansi apikal oleh auksin
c. Merangsang pemanjangan titik tumbuh
d. Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio.
e. Merangsang pembentukan akar
f. Merangsang pembentukan tunas pada kultur jaringan (antagonis dengan auksin)
g. Menghambat pertumbuhan akar adventif
h. Menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel pada organ tersebut.
d.
Hormon Asam Absisat (ABA)
Penemu hormon asam absisat adalah P. F.
Wareing dan F.T. Addicott. Hormon asam absisat dihasilkan pada daun, batang,
akar, dan buah hijau. fungsi hormon asam absisat (ABA) adalah:
a. Mengurangi laju kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel di daerah titik tumbuh.
a. Mengurangi laju kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel di daerah titik tumbuh.
b. Memacu gugurnya daun pada saat
musim kemarau untuk mengurangi penguapan air.
c. Membantu menutupnya stomata
daun agar mengurangi penguapan
d. Mengurangi laju kecepatan
pembelahan dan pemanjangan sel dan bahkan menghentikannya.
e. Memicu bermacam-macam sel
tumbuhan untuk memproduksi gas etilen.
f. Menyebabkan dormansi pada biji
agar tidak berkecambah (kebalikan dengan giberelin).
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah suatu senyawa
organik yang berfungsi mempengaruhi proses fisiologis pada tanaman. Pada
dasarnya setiap tanaman memproduksi sendiri hormon (endogen) untuk pertumbuhannya
secara alami tetapi terkadang tidak maksimal. Sehingga dibutuhkan ZPT yang
dibuat secara organik untuk memicu pertumbuhan tanaman dari luar (exogen).
2.FOTOPERIODISME
DAN VERNALISASI
a.
fotoperiodisme
Fotoperodisme
adalah respon tumbuhan terhadap lamanya penyinaran (panjang pendeknya hari)
yang dapat merangsang pembungaan.
dibagi menjadi 3 kelompok tumbuhan :
1. Tumbuhan Berhari Pendek
Merupakan kelompok
tumbuhan yang akan berbunga ketika periode gelap lebih panjang dari periode
kritis untuk pembungaan. Tanaman yang termasuk tumbuhan berhari pendek antara
lain tanaman bunga dahlia, bunga krisan, tanaman bunga aster, dan
sebagainya.
2. Tumbuhan Berhari Panjang
Merupakan kelompok
tumbuhan yang akan berbunga ketika periode gelap lebih pendek dari periode
kritis untuk pembungaan, misalnya tanaman leci, bayam, selada, dan sebagainya.
3. Tumbuhan Netral
Tumbuhan netral
merupakan kelompok tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh panjang hari penyinaran
dalam pembungaannya, misalnya tanaman bunga matahari, bunga mawar, dan
sebagainya.
Induksi fotoperiodisme
Tahapan induksi fotoperiodisme akan
memicu mekanisme pembentukan bunga :
a.Induksi bunga (evokasi)
b.Inisiasi bunga
c.Perkembangan kuncup bunga menuju
anthesis (bunga mekar)
d.Anthesis
e.Penyerbukan dan pembuahan
Induksi fotoperiodisme sangat penting dalam
perbungaan atau lebih tepat disebut induksi panjang malam kritisnya. Fitokrom
berfungsi sebagai fotoreseptor pada banyak respons tumbuhan terhadap cahaya dan
fotoperiode. Fitokrom adalah homodimer, yang
berarti bahwa masing-masing molekul terdiri atas dua protein identik yang
menyatu membentuk satu molekul fungsional. Fitokrom ditemukan pada semua
tumbuhan. Molekul yang serupa juga ditemukan pada bakteri. Peranan fitokrom
dalam fotoperiodisme untuk menyelaraskan waktu dengan lingkungan dengan
memberitahukan kapan matahari terbenam dan terbit. Jika kebutuhan fotoperiodik
pembungaan telah dipenuhi, jam tersebut akan memicu beberapa jenis alarm yang
menyebabkan daun mengirimkan suatu stimulus (hormon) pembungaan ke tunas
b.
Vernalisasi
pada tumbuhan
Vernalisasi merupakan induksi pendinginan yang
diperlukan oleh tumbuhan sebelum mulai pembungaan. Vernalisasi sebenarnya tidak
khusus untuk pembungaan, tetapi diperlukan oleh biji-biji tumbuhan tertentu
sebelum perkecambahan. Respon terhadap suhu dingin ini bersifat kualitatif
(mutlak), yaitu pembungaan akan terjadi atau pembungaan tidak akan terjadi.
Bukti-bukti bahwa rangsanagan dingin dihasilkan di
dalam meristem atau kuncup dan bukan didalam daun diperoleh dari fenomena :
a.Biji
yang telah mengalami imbibisi mudah divernalisasi
b.Pengenaan
suhu dingin hanya pada daun, akar, atau batang tidak efektif.
c.Biji
yang sedang berkembang pada tanaman induk dapat dan seringkali sudah
tervernalisasi apabila tepat pada waktu suhu dingin berlangsung sebelum biji
menjadi kering.
Komentar
Posting Komentar